Kamis, 27 April 2017

"Menjadi Diri Sendiri Lebih Baik"



There is no such things as an ugly woman
Ya, dari perkataan diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa semua wanita di muka bumi ini cantik meskipun mereka memiliki kulit hitam,putih,sawo matang,memiliki rambut ikal,keriting atau  apapun wujud mereka tetap cantik karena semua wanita yang dilahirkan di muka bumi ini sudah memiliki kecantikan masing-masing. Kecantikan wanita tidak selalu bisa dilihat atau diukur dari wajah mereka tetapi kecantikan juga bisa dilihat dari kepribadian mereka dah keahlian yang mereka miliki.
Disini penulis ingin membahas sebuah lagu dari Colbie Caillat-Try.  Dalam lagu tersebut terdapat lirik bahwa wanita diharuskan untuk merias wajah,melangsingkan badan,merawat tubuh dan lain sebagainya dengan maksud agar para lelaki diluar sana menyukai para wanita yang memiliki badan bagus,wajah cantik, dan mereka sempurna. Tanpa disadari cantik/jelek itu relatif itu semua tergantung bagaimana mereka memandang seseorang. 
Lagu tersebut juga menjelaskan bahwa seharusnya kita tampil dengan apa adanya kita tanpa harus membohongi orang lain dengan riasan wajah dan lain sebagainya,mungkin di depan umum orang akan kagum melihat kecantikan kita mereka akan tertarik engan badan kita yang langsing tetapi apabila riasan wajah kita dihapus dan kita tampilkan kita yang sebenarnya mereka langsung menjauhi kita dan tidak mencintai kita lagi bisa disimpulkan bahwa seseorang hanya melihat kita dari luarnya saja dengan sikap mereka seprti itu menunjukkan bagaimana kepribadiannya.
Lagu tersebut berkaitan dengan salah satu teori psikologi sosial yaitu adalah teori peran. Kenapa saya memilih teori peran?  Karena di dalam  teori tersebut  ada 4 kajian yang salah satunya ingin saya bahas adalah harapan karena makna dari video lagu tersebut  adalah semua individu dapat menilai seseorang tidak hanya dari bentuk fisik saja melainkan dari keahlian/kemampuan yang dimiliki oleh individu tersebut.
Menurut penulis lagu ini juga ditujukan kepada kaum pria, karena lagu ini juga mengajarkan jangan mencintai wanita dari kecantikan atau bentuk badannya saja karena kecantikan,bentuk badan,dan kecantikan lainnya tidak akan ada habisnya. Misal seperti kecantikan wajah apabila ada seorang wanita cantik kita langsung menyukai dan berusaha untuk mendekati nya kemudian suatu saat kita menemukan wanita yang lebih cantik lagi dan kita akan melakukan hal yang sama, perilaku itu akan terus menerus terulang apabila kita hanya melihat seseorang dari kecantikannya saja.
Kesimpulannya adalah untuk para wanita diluar sana berpenampilan lah sesuai dengan apa yang ada sukai,dan yang paling penting adalah berpenampilan dengan penampilan yang sewajarnya dan yang membuat diri anda nyaman di depan umum karena apabila anda berpenampilan sudah sangat sempurna tetapi anda tidak nyaman dengan penampilan tersebut itu sama saja anda menyiksa diri anda sendiri karena anda berusaha untuk membuat orang lain senang melihat anda tetapi anda sendiri tidak nyaman berpenampilan seperti itu. Jadilah diri anda sendiri karena menjadi diri sendiri lebih menyenangkan dibandingkan menjadi diri orang lain hanya dengan membuat orang lain senang :)
Daftar pustaka : Sarlito W.Sarwono, Eko A. Minarno. 2014. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika



BANGGA MENJADI GURU



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya tingkat pendidikan guru, supervisi pengajaran, program penataran, iklim yang kondusif, sarana dan prasarana, kondisi fisik dan mental guru, gaya kepemimpinan kepala sekolah, jaminan kesejahteraan, kemampuan manajerial kepala sekolah dan lain-lain.
1.      Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan guru akan sangat mempengaruhi baik tidaknya kinerja guru. Kemampuan seorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, karena melalui pendidikan itulah seseorang mengalami proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Selama menjalani pendidikannya seseorang akan menerima banyak masukan baik berupa ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang akan mempengaruhi pola berpikir dan prilakunya. Ini berarti jika tingkat pendidikan seseorang itu lebih tinggi maka makin banyak pengetahuan serta ketrampilan yang diajarkan kepadanya sehingga besar kemungkinan kinerjanya akan baik karena didukung oleh bekal ketrampilan dan pengetahuan yang diperolehnya.
2.      Supervisi pengajaran
Supervisi pengajaran yaitu serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya. Kepala sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penelitian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan pengembangan pengajaran berupa perbaikan program dan kegiatan belajar mengajar. Sasaran supervisi ditujukan kepada situasi belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya tujuan pendidikan secara optimal.
3.      Program penataran yang diikutinya
Program penataran yang diikutinya yaitu untuk memiliki kinerja yang baik, guru dituntut untuk memiliki kemampuan akademik yang memadai, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya kepada para siswa untuk kemajuan hasil belajar siswa. Hal ini menentukan kemampuan guru dalam menentukan cara penyampaian materi dan pengelolaan interaksi belajar mengajar. Untuk iitu guru perlu mengikuti program-program penataran.
4.      Iklim yang kondusif di sekolah
Iklim yang kondusif di sekolah juga akan berpengaruh pada kinerja guru, di antaranya : pengelolaan kelas yang baik yang menunjuk pada pengaturan orang (siswa), maupun pengaturan fasilitas (ventilasi, penerangan, tempat duduk, dan media pengajaran). Selain itu hubungan antara pribadi yang baik antara kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan sekolah akan membuat suasana sekolah menyenangkan dan merupakan salah satu sumber semangat bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.
5.      Kondisi Fisik Dan Mental
Agar guru memiliki kinerja yang baik maka harus didukung oleh kondisi fisik dan mental yang baik pula. Guru yang sehat akan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Oleh karenanya faktor kesehatan harus benar-benar diperhatikan. Begitu pula kondisi mental guru, bila kondisi mentalnya baik dia akan mengajar dengan baik pula.
6.      Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi kinerja guru. Agar guru benar-benar berkonsentrasi mengajar di suatu sekolah maka harus diperhatikan tingkat pendapatannya dan juga jaminan kesejahteraan lainnya seperti pemberian intensif, kenaikan pangkat/gaji berkala, asuransi kesehatan dan lain-lain.
7.      Peningkatan Kinerja
Peningkatan kinerja guru dapat dicapai apabila guru bersikap terbuka, kreatif, dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Suasana kerja yang demikian ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah, yaitu cara kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan di sekolahnya.
8.      Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolah akan mempunyai peranan dalam meningkatkan kinerja guru. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan suatu pola kerjasama antara manusia yang saling melibatkan diri dalam satu unit kerja (kelembagaan). Dalam proses mencapai tujuan pendidikan, tidak bisa terlepas dari dari kegiatan administrasi.
9.      Adminstrasi Sekolah
Kegiatan adminstrasi sekolah mencakup pengaturan proses belajar mengajar, kesiswaan , personalia, peralatan pengajaran, gedung, perlengkapan, keuangan serta hubungan masyarakat. Dalam proses administrasi terdapat kegiatan manajemen yang meliputi kemampuan membuat perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Bila kepala sekolah memiliki kemampuan manajerial yang baik, maka pengelolaan terhadap komponen dan sumber daya pendidikan di sekolah akan baik, ini akan mendukung pelaksanaan tugas guru dan peningkatan kinerjanya.
Kinerja guru di dalam organisasi sekolah pada dasarnya ditentukan oleh kemampuan dan kemauan guru dalam ikut serta mendukung proses belajar mengajar. Faktor ini merupakan potensi guru untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk mendukung kebutuhan sarana pendidikan di sekolah.
Dalam meningkatkan kinerja Burhanudin mengemukakan bahwa: usaha-usaha meningkatkan kinerja kerja adalah:
a.       Memperhatikan dan memenuhi tuntutan pribadi dan organisasi
b.      Informasi jabatan dan tugas setiap anggota organisasi
c.       Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan secara efektif terhadap para anggota organisasi sekolah
d.      Penilaian program staf sekolah dalam rangka perbaikan dan pembinaan serta pengembangan secara optimal
e.       Menerapkan kepemimpinan yang transaksional dan demokratis.
Selanjutnya Barnet Silalahi mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kerja adalah:
a.       Imbalan finansial yang memadai
b.      Kondisi fisik yang baik
c.       Keamanan
d.      Hubungan antar pribadi
e.       Pengakuan atas status dan kehormatannya
f.       Kepuasan kerja.
Untuk mendukung keberhasilan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya maka A.Tabrani Rusyan, dkk. mengemukakan bahwa: “Keberhasilan kinerja guru didukung oleh beberapa faktor yakni: (1) Motivasi kinerja; (2) Etos kinerja; (3) Lingkungan kinerja; (4) Tugas dan tanggung jawab serta (5) Optimalisasi kinerja.”
1)      Motivasi Kinerja Guru
Kinerja kita berhasil apabila ada motivasi yang akan menggerakkan kita untuk bekerja lebih bersemangat. Dalam hal ini Sardiman AM. berpendapat bahwa:
a.       Motivasi dari dasar pembentukannya
b.      Menurut pembagian dari Woord Worth dan Marquis
c.       Motivasi jasmani dan rohani
d.      Motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Sedangkan menurut A.Tabrani Rusyan mengemukakan bahwa: “Motivasi terbagi dua yakni intrinsik dan ekstrinsik.” Dengan ketekunan keyakinan dan usaha yang sungguh-sungguh serta adanya motivasi yang kuat, maka guru akan dapat mengemban tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berusaha meningkatkan keberhasilan kinerjanya, meskipun banyak rintangan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas.
2)      Etos Kinerja Guru
Dalam meningkatkan budaya kinerja dibutuhkan etos kerja yang baik, karena etos kerja memiliki peluang yang besar dalam keberhasilan kinerja. Soebagio Admodiwirio mengemukakan pengertian etos kerja sebagai berikut: “Etos kerja adalah landasan untuk meningkatkan kinerja pegawai.” Sedangkan A.Tabrani Rusyan mengemukakan bahwa: “Etos kerja guru merupakan etika kerja yang terdapat dalam diri guru untuk berbuat yang tertuju pada suatu tujuan pendidikan.” Setiap guru memiliki etos kerja yang berbeda-beda. Guru yang tidak memiliki etos kerja akan bekerja asal-asalan, sedangkan guru yang memiliki etos kerja yang baik akan bekerja penuh tanggung jawab dan pengabdian, karena pelaksanaan etos kerja merupakan upaya produktivitas kerja yang mendukung kualitas kerja.
3)      Lingkungan Kinerja Guru
Lingkungan yang baik untuk bekerja akan menimbulkan perasaan nyaman dan kerasan dalam bekerja. Moekijat mengatakan bahwa: “Faktor penting dari kondisi kerja fisik dalam kebanyakan kantor adalah penerangan, warna, musik, udara dan suara.” Sedangkan A.Tabrani Rusyan mengatakan bahwa: “Lingkungan kerja yang dapat mendukung guru dalam melaksanakan tugas secara efektif dan efisien adalah lingkungan sosial psikologis dan lingkungan fisik.
Dengan lingkungan yang baik akan dapat meningkatkan semangat kerja para guru sehingga produktivitas kinerja meningkat, kualitas kinerja lebih baik dan prestise sekolah bertambah baik yang selanjutnya menarik pelanggan datang ke sekolah. Sedangkan lingkungan kotor, kacau, hiruk pikuk dan bising dapat menimbulkan ketegangan, malas dan tidak konsentrasi bekerja.
4)      Tugas Dan Tanggung Jawab
Guru memiliki tugas dan tanggung jawab dalam meningkatkan pendidikan di sekolah. Guru dapat berperan serta dalam melaksanakan kegiatan di sekolah. Karena dengan adanya peran serta dari guru maka kegiatan sekolah dapat berjalan dengan lancar.
5)      Optimalisasi Kelompok Kerja Guru
Guru melakukan pembentukan kelompok dalam melaksanakan pekerjaannya, karena dengan adanya pembentukan kelompok maka guru dapat melaksanakan kegiatan sekolah dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pendidikan. Dirawat, Busra Lamberi dan Sukarto Indrafachrudi membagi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kedalam dua kategori yakni: “Faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi kinerjanya.
Begitu juga dengan guru yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan masyarakat khususnya orang tua siswa lainnya dalam meningkatkan kinerjanya agar kegiatan sekolah dapat tercapai dengan baik.
Sumber : Filed under: Kinerja Guru — sabrinafauza

Kamis, 20 April 2017

LUPIS, Jajan Khas Lombok Yang Mulai Tertinggal






Lombok meupakan destinasi wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing setelah pulau bali. Keindahan pulau yang disebut pulau seribu masjid ini memang memikat siapa saja. Pantai yang masih bersih, air laut yang jernih, dan budaya yang unik menjadi daya tarik yang dimiliki oleh lombok untuk menarik minat wisatawan. Lebih lagi anda bisa menjumpai beberapa tempat romantis untuk dijadikan tempat berpacar di lombok.
Namun, pesona lombok bukan hanya terdapat pada wisatanya saja, akan tetapi memiliki jajan khas lombok yang memiliki cita rasa yang unik dan tidak bisa ditemukan ditempat lain. Dan kali ini saya akan berbicara tentang jajan khas lombok yang mulai tertinggal yaitu jajan Lupis. Jajan Lupis yang terbuat dari beras ketan yang dibungkus dengan daun pisang dan direbus hingga matang. Dalam penyajiannya ketan tersebut dipotong-potong dan dicampur dengan entan. Entan merupakan campuran dari kelapa yang sudah diparut dengan gula merah yang sudah di masak. Lupis ini dapat dibeli di pasar tradisional di pulau lombok.
Jajan Lupis ini paling enak dihidangkan pada saat lagi musim hujan, apalagi di temani dengan secangkir kopi hangat rasanya bertambah lezat. Bagaimana tidak jika jajan ini dirindukan oleh masyarakat lombok.Salah satu desa yang sering membuat jajan ini adalah Desa Batunyala, apalagi sekarang yang tak henti-hentinya di guyur hujan. Salah seorang warga Batunyala yang bernama Inak Zahrah yang senang membuatkan suaminya jajan ini. Cara membuatnya aja tidak sulit, hanya beras ketan yang dibungkus daun pisang kemudian dimasak hingga bener-benar matang. Kemudian ditambahkan dengan kelapa yang sudah diparut yang dicampur gula merah yang sudah dimasak, memang rasanya yang begitu empung ketika masuk ke dalam mulut. Kenapa tidak jajan ini dikembangkan kesuatu tempat supaya diingat oleh para pendahulu yang sering membuatnya. Kenapa tidak buat dan dijual ditempat moderen agar lebih baik lagi, dan mengembangkan jajan-jajan yang lain seperti Nagasari, Tarek, Renggi, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu saya ingin menyelesaikan tulisan ini agar diketahui oleh berbagai masyarakat supaya bukan jajan modern yang dihidangkan akan tetapi jajan khas lombok juga. Semoga ini bermanfaat bagi kita semua, termasuk masyarakat lombok.
http://kuliner-tradisional.kampung-media.com/2017/02/01/lupis-jajan-khas-lombok-yang-mulai-tertinggal-17424