Minggu, 26 Maret 2017

“ Wahai pemuda lihatlah aku (Budaya ) yang mulai tergeser “



Tradisi (kebiasaan) dalam  pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi yaitu diteruskan dari gnerasi kegenerasi baik secara tertuis maupun secara lisan, karena tanpa adanya ini , suatu tradisi akan punah.
Demikian pula dengan tradisi gendang beleq yaitu kesenian musik tradisional yang dimainkan secara berkelompok denaan menggunakan beberapa macam alat musik, dan gendang berukuran besar sebagai alat utamanya. Namun seiring berjalannya waktu gendang beleq digunakan sebagai pengiring sebuah acara adat, kesenian, budaya, maupun hiburan rakyat.
            Kesenian gendang beleq ini merupakan kesenian tradisional yang cukup terkenal dipulau Lombok, NTB. Namun dalam dalam perkembangannya kesenian gendang beleq ini sudah jarang dtampilkan didalam berbagai acara seperti hitanan dan pernikahan yang merupakan bagian dari acara adat tradisional Lombok. Tidak hanya jarang di gunakan tetapi sudah tidak banyak peminatnya lagi karena perkembangan zaman, sehingga budaya ini mulai tergeser dengan adanya kebiasaan baru dari masyarakat yang lebih dianggap menghibur namun lebih kearah negatif sepeti “Kecimol”.
            Kecimol merupakan alat musik yang jauh dari sisi gendang beleq atau tradisi Lombok yang sesungguhnya, karena alat ,musiknya terdiri dari beberapa alat music rebane dan drum yang dikombinasikan dengan berbagai lagu dangdut, koplo bahkan regge sekalipun.





Gendang beleq yang sudah di terima dalam masyarakat adat suku sasak karena pada zamannya di anggap menghibur dan sebagai pelengkap dalam acara adat sasak saat ini sudah berada diambang kepunahan. Dimana pada zamannya gendang beleq begitu menarik partisipasi kaum muda tidak hanya sebagai penonton saja namun ikut dalam memainkan  beberapa alat music yang ada dalam gendang beleq, namun seiring perkembangan zaman dan akibat pengaruh globalisasi gendang beleq semakin kurang peminatnya padahal gendang beleq memiliki nilai budaya yang memang harus di pertahankan terutama oleh kaum muda. Selama ini yang digunakan dalam budaya adalah gendang belaq akan tetap sudah terjadi penyimpangan. Musik gendang beleq diganti dengan kecimol (dangdut koplo) Para pesertanya pun tidak luput dari minuman alcohol yang sering menyebabkan perkelahian fatal.


 
Gambar Gendang beleq tradisi Sasak Lombok,NTB

Kemunculan kecimol secara terus-menurus menggerus adanya gendang beleq karena kecimol di anggap lebih mampu mengikuti perkembangan zaman,namun ada beberapa hal negatif dari kecimol yang tidak pantas untuk di teruskan ke generasi berikutnya karena hal-hal negatif di antara nya.
1.      Kecimol mengandung unsur musik yang di kombinasikan dengan alat musik seperti koplo,dangdut dan regge,disini bukan kombinasi musik yang harus di salahkan karena kombinasi musik itu merupakan sebuah karya namun disini lebih kepada bagaimana kaum muda menikmati kombinasi musik tersebut dengan gerakan yang berlebihan.
2.      Kecimol biasanya di lengkapi dengan penyanyi wanita yang berpakaian seksi (ccukup terbuka) sehingga mengundang laki-laki untuk mengundang berprilaku tidak senonoh
3.      Kecimol juga seringkali di lengkapi dengan minuman keras sehingga pemain kecimol mabuk-mabukan dan berbuat yang tidak di inginkan seperti pertikaian bahkan tawuran
4.      Kecimol mengandung unsur trarian yang tidak senonoh antara perempuan dan tontonan yang tidak pantas untuk di lihat untuk penonton dibawah umur.
Dari beberapa hal negatif di atas  kesenian musik kecimol tidak bisa di salahkan karena yang berperan penting dalam pelestarian kecimol adalah kaum muda yang terlibat beberapa tindakan negatif,dari alasan ini gendang beleq memiliki porsi yang cukup besar sebagai tradisi yang memang harusdi pertahankan karena selain sebagai pelengkap dan penghibur dalam acara adat gendang beleq memiliki esensi yang sakral karena berdasarkan asal usulnya gendang beleq pada zamannya di gunakan untuk menghibur para prajurit kerajaan,dari esensi gendang beleq pada zaman dahulu ini maka gendang beleq memiliki makna bahwa gendang beleq tidak bisa di sajikan untuk sembarang orang dan bahkan dengan cara-cara yang di tampilkan oleh kaum muda pada zaman sekarang melalui kecimol.
Dalam perkembangan musik tadisional bukan hanya kaum muda yang memiliki peran dalam membudayakan dan mensosialisasiksan musik tradisional gendang beleq namun disini peran masyarakat pada umumnya juga penting seperti masyarakat dan tokoh masyarakat yang dalam posisinya untuk membina kaum muda dalam melestarikan musik tradisonal lombok. Terlalu indah jika budaya ini  jika harus tergeserkan oleh adanya globalisasi, dan penulis berharap untuk genersi muda untuk mulai sadar dan simpati bukan malah terpengruh.

 Sumber gambar : www.wikipidea.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar