Tradisi (kebiasaan) dalam pengertian yang paling sederhana adalah
sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
kelompok masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu atau agama
yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi yaitu diteruskan dari gnerasi
kegenerasi baik secara tertuis maupun secara lisan, karena tanpa adanya ini ,
suatu tradisi akan punah.
Demikian pula dengan tradisi gendang
beleq yaitu kesenian musik tradisional yang dimainkan secara berkelompok denaan
menggunakan beberapa macam alat musik, dan gendang berukuran besar sebagai alat
utamanya. Namun seiring berjalannya waktu gendang beleq digunakan sebagai
pengiring sebuah acara adat, kesenian, budaya, maupun hiburan rakyat.
Kesenian gendang beleq ini merupakan
kesenian tradisional yang cukup terkenal dipulau Lombok, NTB. Namun dalam dalam
perkembangannya kesenian gendang beleq ini sudah jarang dtampilkan didalam
berbagai acara seperti hitanan dan pernikahan yang merupakan bagian dari acara
adat tradisional Lombok. Tidak hanya jarang di gunakan tetapi sudah tidak
banyak peminatnya lagi karena perkembangan zaman, sehingga budaya ini mulai
tergeser dengan adanya kebiasaan baru dari masyarakat yang lebih dianggap
menghibur namun lebih kearah negatif sepeti “Kecimol”.
Kecimol merupakan alat musik yang
jauh dari sisi gendang beleq atau tradisi Lombok yang sesungguhnya, karena alat
,musiknya terdiri dari beberapa alat music rebane dan drum yang dikombinasikan
dengan berbagai lagu dangdut, koplo bahkan regge sekalipun.
Gendang beleq yang sudah di terima dalam
masyarakat adat suku sasak karena pada zamannya di anggap menghibur dan sebagai
pelengkap dalam acara adat sasak saat ini sudah berada diambang kepunahan.
Dimana pada zamannya gendang beleq begitu menarik partisipasi kaum muda tidak
hanya sebagai penonton saja namun ikut dalam memainkan beberapa alat music yang ada dalam gendang
beleq, namun seiring perkembangan zaman dan akibat pengaruh globalisasi gendang
beleq semakin kurang peminatnya padahal gendang beleq memiliki nilai budaya
yang memang harus di pertahankan terutama oleh kaum muda. Selama ini yang
digunakan dalam budaya adalah gendang belaq akan tetap sudah terjadi penyimpangan.
Musik gendang beleq diganti dengan kecimol (dangdut koplo) Para pesertanya pun
tidak luput dari minuman alcohol yang sering menyebabkan perkelahian fatal.
Gambar Gendang beleq tradisi Sasak Lombok,NTB
Kemunculan kecimol secara terus-menurus
menggerus adanya gendang beleq karena kecimol di anggap lebih mampu mengikuti
perkembangan zaman,namun ada beberapa hal negatif dari kecimol yang tidak
pantas untuk di teruskan ke generasi berikutnya karena hal-hal negatif di
antara nya.
1.
Kecimol mengandung
unsur musik yang di kombinasikan dengan alat musik seperti koplo,dangdut dan
regge,disini bukan kombinasi musik yang harus di salahkan karena kombinasi
musik itu merupakan sebuah karya namun disini lebih kepada bagaimana kaum muda
menikmati kombinasi musik tersebut dengan gerakan yang berlebihan.
2.
Kecimol biasanya di
lengkapi dengan penyanyi wanita yang berpakaian seksi (ccukup terbuka) sehingga
mengundang laki-laki untuk mengundang berprilaku tidak senonoh
3.
Kecimol juga seringkali
di lengkapi dengan minuman keras sehingga pemain kecimol mabuk-mabukan dan
berbuat yang tidak di inginkan seperti pertikaian bahkan tawuran
4.
Kecimol mengandung
unsur trarian yang tidak senonoh antara perempuan dan tontonan yang tidak
pantas untuk di lihat untuk penonton dibawah umur.
Dari beberapa hal
negatif di atas kesenian musik kecimol
tidak bisa di salahkan karena yang berperan penting dalam pelestarian kecimol
adalah kaum muda yang terlibat beberapa tindakan negatif,dari alasan ini
gendang beleq memiliki porsi yang cukup besar sebagai tradisi yang memang
harusdi pertahankan karena selain sebagai pelengkap dan penghibur dalam acara
adat gendang beleq memiliki esensi yang sakral karena berdasarkan asal usulnya
gendang beleq pada zamannya di gunakan untuk menghibur para prajurit
kerajaan,dari esensi gendang beleq pada zaman dahulu ini maka gendang beleq
memiliki makna bahwa gendang beleq tidak bisa di sajikan untuk sembarang orang
dan bahkan dengan cara-cara yang di tampilkan oleh kaum muda pada zaman
sekarang melalui kecimol.
Dalam perkembangan
musik tadisional bukan hanya kaum muda yang memiliki peran dalam membudayakan
dan mensosialisasiksan musik tradisional gendang beleq namun disini peran
masyarakat pada umumnya juga penting seperti masyarakat dan tokoh masyarakat
yang dalam posisinya untuk membina kaum muda dalam melestarikan musik
tradisonal lombok. Terlalu indah jika budaya ini jika harus tergeserkan oleh adanya
globalisasi, dan penulis berharap untuk genersi
muda untuk mulai sadar dan simpati bukan malah terpengruh.
Sumber gambar : www.wikipidea.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar